PERFECT MONEY


Kamis, 10 November 2011

TIDAK JELASNYA TARIF ANGKUTAN UMUM



TIDAK JELASNYA TARIF ANGKUTAN UMUM
Saya seorang karyawan swasta  disuatu perusahaan di daerah depok, rumah saya di bogor. Saya sering pulang- pergi antara bogor-depok dan kadang-kadang saya harus ke Jakarta pula untuk kepentingan pekerjaan.
Jujur saja saya pengguna angkutan umum seperti :  metromini,bus,angkot,L-300(kol mini) dll. Karena terlalu jauh jika saya harus menggunakan motor, karena saya pikir jika saya menggunakan motor akan sangat melelahkan sekali, sekalian juga hemat energy dan polusi karena kita tahu pencegahan  global warming makin digencarkan.
Saya sering menjumpai  tarif  angkutan umum yang tidak jelas kadang kemarin Rp.xxx,00. Hari berikutnya Rp.xxxx,00. Kadang saya pusing sendiri tarifnya itu seperti sepuas otak para kenek atau supir mereka.  Apalagi jika lagi sepi penumpang, kita sebagai pengguna jasa itu diminta membayar tarif yang tidak sewajarnya karena tidak ada penumpang lain, jadi kita jadi sasaran para oknum yang ingin memuaskan keuntungan mereka saja, belum lagi jika angkutan itu diselama perjalanan belum dapat penumpang. Kita sudah bayar 2 x lipat di tambah diturunkan di tengah jalan di malam hari pula, kita seperti orang bingung pada saat itu terjadi. Benar-benar tidak bertanggung jawab!!!!!
Mari kita bayangkan jika kita mempunyai ongkos pas-pasan terus ada kejadian di atas kita tidak diantar ke tempat tujuan pulsa habis pula, apakah kita harus jadi pengamen dadakan? Apakah kita harus jadi peminta-minta dadakan? Gembel dong!!!
Memang tarif angkutan di daerah saya belum jelas ketentuannya, saya lebih setuju jika di setiap angkutan ditempeli tarifnya biar semuanya merasa tidak ada yang dirugikan. Kita sebagai customer ingin semuanya jelas supaya senang sama senang kan lebih enak.
Kita sebagai mahasiswa juga apa tidak ada subsidi tariff ongkos seperti anak sekolah? Kita kuliah juga bukan karena kita mampu tapi yang saya alami untuk mencapai cita-cita saja serta memperbaiki keadaan !!! jika tariff bagi mahasiswa tidak ada subsidinya saya sendiri merasa sedikit keberatan!!! Tapi untuk sekarang  saya jalani dulu yang terjadi.
Setiap kali saya memakai jasa angkutan pada hari tertentu seperti hari ramai penumpang sabtu-minggu dan liburan tariff bisa berubah sewaktu-waktu padahal jarak yang kita tempuh masih sama. Masuk akal tidak apakah menghabiskkan bahan bakar lebih, jika ramai? Apalagi jika kita pengguna angkutan yang sudah menjadi continue sehari-hari, kita bisa tekor kalau tarifnya selalu berubah-ubah.
Mungkin banyak hal yang memengaruhi tariff tapi apakah berkah jika ada yang dikorbankan? Kita Tanya kembali Kediri kita masing-masing. Anda bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup, saya pun bekerja bukan untuk mendapati kerugian dengan tariff yang seenaknya anda bandrol.
Pemerintah harusnya bisa mengkoordinir semua aktifitas angkutan umum dengan memperbaiki peraturan- peraturannya menentukan tarif dengan pas, memberikan jaminan sampai tujuan yang penting.
Jangan hanya bisa memintai tarif yang gak jelas di setiap pinggir jalan yang saya lalui tapi perbaikan gak pernah ada. Para supir sudah pusing dengan para oknum preman yang sering minta jatah diterminal, di pinggir jalan, hal itu banyak sekali yang saya jumpai. Lumayankan jika Rp.1000,00 x setiap hari. Hal itu cukup menggemukkan perut para oknum yang makin hari makin bengkak.penderitaan para supir juga tidak sampai di sana jika mereka mengalami kecelakaan tidak ada yang bertanggung jawab dan cenderung mengacuhkan. Padahal setiap hari mereka selalu dipungut distribusi yang aneh dan gak jelas.

Di posting oleh abdul rizal


Tidak ada komentar:

Posting Komentar